bet365×ãÇòͶע

Rabu, 30 April 2025

Jangan Kasih Celah! Kenali Modus Social Engineering dan Jaga Data Pribadimu

Pelaku  soceng seringkali memanfaatkan emosi kamu—seperti rasa panik, senang, atau penasaran—untuk menggiringmu menyerahkan data rahasia. 

Shutterstock
MODUS SOCIAL ENGINEERING - Social Engineering (Soceng) mengintai pengguna yang melakukan transaksi keuangan secara digital. Pelaku soceng memanfaatkan emosi korban dan menggiringnya menyerahkan data rahasia. 

TRIBUNNEWS.COM - Transaksi keuangan digital yang kini dapat dilakukan hanya lewat genggaman memang sangat memudahkan banyak orang.

Sayangnya, di balik kenyamanan itu, penipuan dengan modus rekayasa sosial atau social  engineering (soceng) terus berkembang dan mencari celah dari kelengahan pengguna.

Mengutip Otoritas Jasa Keuangan (OJK), soceng adalah upaya manipulasi psikologis yang dilakukan penipu untuk membuat korban secara sukarela memberikan informasi pribadi atau akses penting. 

Pelaku  soceng seringkali memanfaatkan emosi kamu—seperti rasa panik, senang, atau penasaran—untuk menggiringmu menyerahkan data rahasia. 

Jenis informasi yang biasanya jadi incaran cukup beragam. Mulai dari informasi perbankan hingga akses ke akun digital, semuanya bisa bocor hanya lewat percakapan singkat yang terdengar meyakinkan.

Baca juga: Waspada Penipuan di Media Sosial, Jangan Kasih Celah Penipu!

Dari semua itu, data perbankan kerap menjadi yang paling diburu. Nomor kartu ATM, nomor kartu kredit lengkap dengan kode CVV/CVC, username dan password aplikasi, PIN, MPIN, kode OTP, dan informasi finansial lainnya ibarat kunci utama untuk mengakses akun kamu.

Tak jarang, mereka juga mengincar nama ibu kandung atau data lain yang biasa digunakan untuk verifikasi identitas.

Begitu data-data tersebut berada di tangan penipu, bukan hal sulit bagi mereka untuk menguras saldo atau melakukan transaksi tanpa sepengetahuanmu. Saat hal itu terjadi, kamu bisa mengalami kerugian finansial yang sangat besar!

Empat Celah yang Sering Dimanfaatkan Pelaku Soceng 

Modus soceng bisa sangat bervariasi. Untuk menghindari berbagai risiko kerugian finansial akibat soceng, ketahui empat celah yang paling sering dimanfaatkan pelaku soceng berikut ini: 

  • Oversharing di media sosial

Pernahkah kamu mengunggah informasi pribadi seperti tanggal lahir, nama ibu kandung, atau bahkan foto kartu debit/kredit di media sosial? Inilah salah satu celah yang bisa dimanfaatkan oleh penipu.

Data-data tersebut bisa dimanfaatkan oleh pihak tak bertanggung jawab untuk menebak password, menjawab pertanyaan keamanan, atau bahkan menyamar sebagai kamu dalam proses verifikasi akun.

  • Pesan mencurigakan yang mengaku sebagai pihak resmi

Pelaku soceng juga bisa mendapatkan celah ketika kamu kurang teliti saat menerima pesan mencurigakan. 

Situasi ini biasanya terjadi ketika kamu menerima pesan lewat chat atau email yang berasal dari pihak-pihak yang terlihat atau terdengar resmi, misalnya petugas dari institusi keuangan. 

Dengan nada profesional dan informasi yang tampak valid, mereka akan meminta data pribadi seperti PIN, kode OTP, atau nomor kartu dengan alasan validasi sistem atau pembaruan data nasabah.

Nah, di sinilah kamu harus benar-benar teliti dengan cara mengecek kembali kontak resmi dari institusi tersebut. 

  • Iming-iming hadiah palsu

Cara lain yang dilakukan oleh pelaku soceng adalah menyebarkan pengumuman palsu mengenai undian atau hadiah menarik. Modus ini memang menggiurkan, namun di sinilah celah bisa terbuka untuk pelaku soceng! 

Umumnya, kamu akan diminta mengisi data pribadi untuk "pengiriman hadiah." Padahal, itu hanya dalih agar kamu menyerahkan akses informasi penting ke tangan penipu.

  • Password yang mudah ditebak

Tanpa kamu sadari, menggunakan password seperti "123456", tanggal lahir, atau nama hewan peliharaan bisa sangat berisiko. Kombinasi semacam ini mudah ditebak dan menjadi sasaran empuk bagi pelaku yang sudah mengumpulkan sebagian informasi dari aktivitas digitalmu.

Dengan berbagai cara dan bahaya yang ada, kamu juga bisa melakukan berbagai langkah pencegahan untuk melindungi diri dari bahaya soceng berikut ini:

  • Selalu cek kontak resmi 

Pastikan kamu hanya merespons pesan dari akun resmi perusahaan atau instansi terpercaya, baik pesan terkait rekening, pembaruan data, hingga undian berhadiah. Jangan ragu untuk mengecek keaslian akun, alamat email, atau nomor telepon sebelum memberikan respons.

  • Jangan klik tautan dan lampiran mencurigakan

Jangan pernah mengklik link atau mengunduh file dari pesan WhatsApp atau email yang tidak kamu kenali. Waspadai file dengan ekstensi .APK, atau bahkan .Pdf dengan kapitalisasi tidak biasa, karena bisa saja itu adalah jebakan.

  • Aktifkan two-factor authentication (2FA)

Lapisan keamanan tambahan dapat membuat akun kamu jauh lebih sulit diakses oleh pihak yang tidak berwenang, bahkan jika password kamu bocor sekaligus. Selalu cegah agar tidak ada celah!

  • Buat password yang kuat dan tidak mudah ditebak

Gunakan password yang kuat untuk berbagai akun keuangan dan rekening bankmu. Kamu bisa mengombinasikan huruf, angka, dan simbol yang umumnya tidak terpikirkan oleh pelaku penipuan. 

Hindari juga menggunakan tanggal lahir, urutan angka seperti 123456, atau kombinasi berulang seperti 111111.

#JanganKasihCelah Modus Penipuan Soceng

Sebagai institusi keuangan yang berkomitmen terhadap keamanan nasabah, Danamon tidak mentolerir bentuk penipuan apapun. 

Maka itu, Danamon mengajak seluruh nasabah untuk selalu waspada dan tidak memberikan celah sedikitpun bagi pelaku kejahatan digital melalui kampanye #JanganKasihCelah, sebuah kampanye edukasi anti-fraud untuk meningkatkan awareness Nasabah mengenai jenis-jenis penipuan, agar Nasabah selalu waspada dan aman dari segala bentuk penipuan yang dapat merugikan. 

Jika kamu sebagai nasabah Danamon merasa sudah memberikan informasi pribadi kepada pihak yang kamu curigai sebagai pelaku soceng, jangan panik! Kamu dapat segera melakukan tindakan berikut: 

  1. Hubungi Hello Danamon di 1-500-090 untuk melaporkan kejadian.
  2. Pantau mutasi transaksi secara berkala untuk mendeteksi aktivitas yang tidak wajar.
  3. Ganti password mobile banking dan ubah PIN melalui aplikasi D-Bank PRO.
  4. Blokir sementara Kartu Debit, Kredit dan Charge Danamon melalui aplikasi D-Bank PRO, atau lakukan pemblokiran permanen melalui Hello Danamon
  5. Laporkan setiap indikasi penipuan agar dapat segera ditindaklanjuti secara profesional oleh pihak Danamon.

Langkah-langkah di atas merupakan bentuk kendali untuk menjaga keamanan data dan finansial kamu. 

Danamon terus mendorong edukasi perlindungan diri agar setiap nasabah mampu mengenali, menghindari, dan melawan ancaman siber. Kenali modusnya, hindari jebakannya, dan berani ambil langkah pencegahan, karena perlindungan terbaik dimulai dari kamu sendiri.

Tutup celahnya, tutup peluangnya dan #JanganKasihCelah kebocoran data pribadi pada tangan yang salah!

Admin: Sponsored Content
Berita Rekomendasi
asd
  • AA
    KOMENTAR

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 bet365×ãÇòͶע, a subsidiary of . All Right Reserved
    bet365×ãÇòͶע Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan